Beranda / Bisnis
Mal Legendaris di Jakarta Sepi Bak Lokasi Uji Nyali, Pengelola Ungkap Penyebabnya
Terasjakarta.id - Senin, 22 Mei 2023 | 18:58 WIB

Salah satu mal legendaris, Plaza Semanggi kini sepi ditinggal pengunjungnya. (foto: ist)
Penulis : Cahyono
Editor : Cahyono
JAKARTA, TERASJAKARTA.ID - Plaza Semanggi yang menjadi salah satu mal legendaris di Jakarta kini sepi bak lokasi uji nyali.
Sepinya Plaza Semanggi terjadi sejak pandemi Covid-19 atau sekitar tiga tahun lalu.
Plaza Semanggi yang dulu ramai dipadati pengunjung kini sepi. Setiap hari, pengunjung semakin berkurang sejak pandemi Covid-19.
Baca Juga : Sejarah Toko Buku Gunung Agung yang Gulung Tikar, Awalnya Cuma Kios Sederhana
Seperti dalam tayangan video yang diunggah akun Instagram @jakartainformasi, tampak mal sepi pengunjung dan sebagian outlet tampak tutup.
Area basement Mal Semanggi pun kini sepi. Padahal sebelumnya, bagian basement dijadikan sebagai pusat fashion. Namun kini para tenant memilih menutup kiosnya.
Gemerlap Plaza Semanggi yang dulunya dijadikan tempat berburu barang-barang fashionable kini sudah redup.
Banyak pengunjungnya yang beralih berbelanja online ketimbang datang langsung ke mal.
Baca Juga : Toko Buku Gunung Agung Dikabarkan PHK Massal Karyawannya, Begini Kata Direksi
Salah satu tenant di Plaza Semanggi yang masih bertahan yakni American Grill dengan sistem All You Can Eat. Dan itupun tampak sepi pengunjung.
Outlet barang elektorinik di Plaza Semanggi pun tak mampu menarik pengunjung lebih banyak.
Penjelasan Pengelola Plaza Semanggi
Terkait hal ini, melalkui aku Twiter-nya, Manajemen Plaza Semanggi mengungkapkan bila saat ini kondisi mal sepi karena akan direnovasi.
Baca Juga : Jakarta Jadi Kota Bisnis Global setelah IKN Pindah, Masyarakat Betawi Diminta Ramah pada Pendatang
Untuk menarik kembali pengunjung, Manajemen Plaza Semanggi bakal merenovosi tampilan mal.
"Mau renov, makanya sepi" tulis @Plaza Semanggi dikutip Senin, 22 Mei 2023.
Sementara, staff ahli Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Belanja Indonesia (HIPPINDO) Yongky Susilo mengatakan, saat ini persaingan antar pusat perbelanjaan semakin keras.
Saat tingkat kunjungan turun drastis akibat pandemi Covid-19, malah banyak mal baru bermunculan.
Baca Juga : KUR Mandiri 2023, UMKM Bisa Cair Mulai Rp10 Juta tanpa Agunan Tambahan dan Pokok dengan Mudah
Dari itu, mal lama harus bebenah agar tak kalah saing dengan yang baru.
"Mal menjadi gaya, jadi harus stylish. Konsepnya aja ganti. Kalau masih kokoh, ganti design, ganti konten seperti tenant, kalau perlu rombak biar up to date. Arsitek masuk," kata dia.
Toko Buku Gunung Agung Gulung Tikar, Bakal Tutup Seluruh Outletnya
Tak hanya mal yang lesu, Toko Buku pun mengalami hal sama.
Baca Juga : Harga Emas Antam Hari Ini 17 Mei 2023, Anjlok Turun Rp7.000 per Gram
Ialah Toko Buku Gunung Agung yang bakal menutup seluruh outletnya karena terus mengalami kerugian.
Keputusan ini harus diambil karena Toko Gunung Agung tidak dapat bertahan dengan bertambahnya kerugian yang semakin besar setiap bulannya.
Adapun, Toko Buku Gunung Agung merupakan salah satu toko buku paling legendaris di Jakarta yang sudah ada sejak 1953.
Toko Buku Gunung Agung didirikan oleh Tjio Wie Tay atau juga dikenal dengan Haji Masagung.
Baca Juga : Punya UMKM Jadi Persyaratan Penerima KUR Mandiri 2023
Menurut rilis dari manajamen Toko Gunung Agung, biaya operasional tidak sebanding dengan pencapaian penjualan usaha setiap tahunnya.
Toko Buku Gunung Agung PHK Ratusan Karyawan
Toko Buku Gunung Agung dikabarkan telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ratusan karyawannya.
Kabar PHK di Toko Buku Gunung Agung ini pertama dikabarkan oleh Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (Aspek Indonesia).
Aspek Indonesia diklaim sebagai induk organisasi dari Serikat Pekerja PT GA Tiga Belas (SP Gunung Agung).
Baca Juga : Profil Linda Yaccarino, CEO Baru Twitter Menggantikan Elon Musk
Dilansir dari keterangan resmi, Direksi PT Gunung Agung Tiga Belas atau biasa dikenal Toko Buku Gunung Agung buka suara soal kabar PHK ratusan karyawan.
Pada rilis itu disebutkan 5 poin terkait PHK ratusan karyawan Toko Gunung Agung.
Yang pertama, penyebab PHK karyawan disebabkan, sejak pandemi Covid-19 pada tahun 2020, Toko Buku Gunung Agung telah menutup sejumlah outlet atau toko di beberapa kota seperti di Jakarta, Bekasi, Bogor, Surabaya, Semarang, Gresik, dan Magelang.
Penutupan sejumlah outlet tersebut dengan alasan efisiensi.
Baca Juga : Bank DKI Partisipasi di FEKDI 2023, Dukung Inklusi Keuangan Digital
Bukan cuma karena alasan Covid-19, penutupan sejumlah outlet juga demi keberlangsungan usaha dan untuk menutupi kerugian akibat biaya operasional yang besar.
Kemudian yang kedua, penutupan outlet yang terjadi pada tahun 2020 bukan merupakan penutupan yang terakhir.
Pada akhir tahun 2023 ini rencananya akan kembali dilakukan penutupan outlet yang masih tersisa.
Lalu yang ketiga, dalam pelaksanaan penutupan outlet Gunung Agung, dilakukan secara bertahan dalam kurun waktu 2020 - 2023.
Baca Juga : Elon Musk Tunjuk Linda Yaccarino Jadi CEO Baru Twitter
Hal itu sesuai dengan pedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Selanjutnya yang keempat, Toko Buku Gunung Agung membenarkan telah menerima surat dari Aspek Indonesia tertanggal 24 Maret 2023.
Pihal direksi Toko Buku Gunung Agung pun telah menanggapi seluruh surat dari Aspek Indonesia sesuai dengan kadaan yang sebenarnya.
Namun pihak direksi tidak mendapatkan tanggapan kembali dari Aspek Indonesia mau pun dari bekas pekerja yang terkena PHK.
Baca Juga : Elon Musk Resign dari CEO Twitter, Saham Tesla Menguat 2,1 Persen
Manajemen mengatakan, berdasarkan surat itu, disebutkan bahwa jumlah bekas pekerja Toko Buku Gunung Agung yang melakukan tuntutan melalui ASPEK Indonesia adalah 16 orang.
Belasan orang itu, kontrak kerjanya telah berakhir pada tahun 2022.
Karenanya, kata Direksi, informasi yang berkembang terkait Toko Buku Gunung Agung telah melakukan PHK 350 orang adalah tidak benar.
Kemudian yang kelima, menindaklanjuti setiap surat yang diterima termasuk yang disampaikan oleh pihak ASPEK Indonesia, pemutusan kerja dilakukan sesuai dengan norma dasar yang berlaku tanpa menimbulkan sikap arogansi dari manajemen Toko Buku Gunung Agung.
Baca Juga : Jatis Mobile Resmi Melantai di BEI, Tawarkan 652,5 Juta Saham
Kendati demikian, Direksi menghormati setiap proses penyelesaian perselisihan hak ketenagakerjaan sesuai koridor hukum ketenagakerjaan yakni melalui proses bipartit dan tripartit.
Dengan demikian, tegas Direksi terkait pemberitaan yang beredar, Toko Buku Gunung Agung seolah-olah dianggap telah melakukan PHK massal sebanyak 350 orang secara sepihak tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan adalah tidak benar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
TERPOPULER
