Beranda / Jakarta Raya

Batik Marunda Lahir dari Gagasan Iriana Jokowi

Terasjakarta.id - Rabu, 22 Februari 2023 | 19:17 WIB

SHARE
Share Whatsapp Share Facebook Share Twitter Share Link
Batik Marunda berdiri sejak tahun 2014 yang digagas oleh Ibu Iriana Jokowi untuk memberdayakan warga Rusun Marunda. (terasjakarta)

Batik Marunda berdiri sejak tahun 2014 yang digagas oleh Ibu Iriana Jokowi untuk memberdayakan warga Rusun Marunda. (terasjakarta)

Penulis : Cahyono
Editor : Cahyono

JAKARTA, TERASJAKARTA.ID - Lahirnya Batik Marunda berawal dari gagasan Ibu Negara Iriana Joko Widodo (Jokowi) pada tahun 2014.

Koordinator Batik Marunda Mulyadi menceritakan, pada tahun 2014, saat Jokowi masih menjabat Gubernur DKI Jakarta, Ibu Irina datang berkunjung ke Rusun Marunda di Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara.

Saat Iriana datang ke Rusun Marunda terbesit ide untuk memberdayakan ibu-ibu penghuni Rusun.

Baca Juga : Rumah Batik Maliha Marhamas, Tingkatkan Ekonomi Warga Rusun Marunda

Diketahui, penghuni Rusun Marunda merupakan warga relokasi dari kawasan kumuh Waduk Pluit pada tahun 2013.

Kain Batik Marunda yang sedang dikerjakan pewarnaan oleh warga rusun Marunda (terasjakarta/ist)

Proses pewarnaan Batik Marunda yang dikerjakan oleh warga Rusun Marunda. (terasjakarta)

"Awalnya kan dulu Ibu Jokowi, Ibu Iriana, awalnya dari beliau pencetusnya," kata Mulyadi saat ditemui di tempat produksi Batik marunda.

Kemudian Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) DKI Jakarta ditugaskan oleh Iriana untuk memberi pelatihan membatik terhadap warga penghuni Rusun Marunda.

Saat itu ada sekitar 70 orang penghuni Rusun Marunda yang sebagian besar ibu-ibu mengikuti pelatihan membatik.

Baca Juga : Mengenal Jembatan Kaca Seruni Point di Bromo yang Dibuka Oktober 2023, Objek Wisata Baru Gunung Bromo

"Terus kita diadakan pelatihan dulu selama beberapa bulan diajarin lagi ibu-ibunya jadi proses cepet gitu," terang Mulyadi.

Setelah program pelatihan membatik rampung, Batik Marunda diharuskan berjalan dan mencari pasar secara mandiri.

Beberapa macam pakaian dipajang yang menggunakan kain batik-tulis dari Batik Marunda (terasjakarta/ist)

Ragam motif Batik Marunda. (terasjakarta)

Untuk diketahui, batik Marunda merupakan batik tulis yang sangat berbeda dengan corak batik lainnya yang ada di Nusantara.

Dijelaskan Mulyadi, yang membedakan Batik Marunda dengan lainnya yakni memiliki motif yang sangat beragam.

Baca Juga : 3 Rekomendasi Tempat Wisata Romantis di Korea Selatan, Cocok untuk Hari Valentine

Adapun motif Batik Marunda mengangkat tema flora dan fauna yang ada di Jakarta.

Untuk ragam motif Batik Marunda di antaranya motif Pakis dan Serangga Taman Suropati, motif Bebek Menari, motif Widelia Seruni, motif Burung Kipasan Pulau Seribu, dan motif Daun Semanggi.

Kain Batik Marunda merupakan batik tulis khas Jakarta yang dikerjakan oleh para warga rusun Marunda(terasjakarta/ist)

Proses pewarnaan Batik Marunda yang dikerjakan oleh Warga Rusun Marunda. (terasjakarta)

"Kalau untuk motif sebenernya banyak, kita kan dari awal ambil temanya flora dan fauna di Jakarta. jadi kita gak stop di ondel-ondel, monas, bemo begitu jadi kita ngambil di flora dan fauna nya saja," tuturnya.

Baca Juga : 5 Tempat Wisata Gratis di PIK 2 yang Lagi Hits, Cocok Dikunjungi saat Libur Imlek

Setelah hampir 8 tahun berdiri, Batik Marunda kini telah dikenal luas hingga luar DKI Jakarta.

Berjalannya waktu, saat ini hanya tersisa 20 orang saja yang masih rutin membatik di Rusun Marunda Blok A1.

Hal itu disebabkan, angka produksi selama 2 tahun terakhir turun drastis akibat pandemi Covid-19.

Sehingga banyak dari ibu-ibu yang memilih fokus dengan kesibukannya masing-masing karena pesanan Batik Marunda menurun terdampak pandemi Covid-19.

Baca Juga : 7 Rekomendasi Tempat Wisata di Jakarta Utara, dari Hutan Mangrove sampai Rumah Si Pitung

"Untuk di Rusun Marunda sendiri ada sekitar 20 orang. Kalau awal-awal 70 karena berkurang gitu. Terdampak banget selama 2 tahun kemaren pandemi," ucap Mulyadi.

Dipastikan Mulyadi, saat ini pesanan Batik Marunda perlahan mulai naik sejalan dengan dicabutnya status darurat pandemi Covid-19 oleh pemerintah.

Warga Rusun Marunda sedang membuat Batik Marunda yang menjadi ciri batik khas Jakarta (terasjakarta/ist)

Warga Rusun Marunda sedang membatik. (terasjakarta)

Dampak Ekonomi bagi Warga Rusun Marunda

Mulyadi memastikan dengan adanya Batik Marunda sangat berdampak positif bagi ekonomi warga Rusun Marunda.

Bagi warga Rusun Marunda yang aktif membatik dapat menerima honor hingga jutaan rupiah setiap bulannya.

Besaran honor yang mereka terima tergantung dari tingkat penjualan.

Baca Juga : Rekomendasi 10 Tempat Wisata Bogor yang Murah, Cocok Liburan Bareng Keluarga

"Dampak ekonominya sih bagus jadi bisa membantu mereka untuk membayar rusun gitu tiap bulannya," tuturnya.

Dijelaskannya, kain Batik Marunda dibanderol paling murah Rp300 ribu dan paling mahal Rp2,5 juta.

Besaran harga Batik Marunda tergantung lebar kain dan tingkat kerumitannya.

Ditegaskan Mulyadi, Batik Marunda hanya memproduksi batik tulis.

Baca Juga : 3 Tempat Wisata di Jakarta yang Cocok Dikunjungi Saat Imlek 2023, Ada Petak Sembilan

Saat ini belum ada rencana untuk memproduksi batik printing ataupun cap.

Untuk gerai pemasaran, saat ini baru ada di Jakarta saja belum merambah ke luar Jakarta.

Gerai atau kios pemasaran Batik Marunda saat ini ada di wilayah Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

Namun bagi warga luar Jakarta yang ingin membeli Batik Marunda dapat memesannya melalui online shop.

Baca Juga : Ini yang Dibutuhkan untuk Memulai Bisnis Travel Wisata

"Di Rusun Marunda cuma tempat produksi kalau untuk penjualan kita ada di galeri Lebak Bulus. Jadi nanti setelah kita kelar selesai baru di oper ke sana," jelasnya.

Mulyadi berharap ke depannya Batik Marunda bisa dikenal luas di seluruh wilayah Indonesia bahkan mancanegara.

Mulyadi juga berharap ke depan makin banyak minat warga yang mau belajar membatik di Rusun Marunda.

Baca Juga : Hobi Wisata Kuliner?, Ini Hidangan Khas Indonesia yang Wajib Kamu Cicipi

Dipastikannya, bagi warga yang berminat belajar membatik tidak akan dipungut biaya alias gratis.

"Kalau untuk kedepannya sih kita maunya makin banyak pembatik yang mau belajar terutama ibu-ibu Rusun Marunda gitu," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

SHARE
Share Whatsapp Share Facebook Share Twitter Share Link