Beranda / Jakarta Raya

Batik Marunda Berikan Dampak Positif bagi Ekonomi Warga Rusun

Terasjakarta.id - Rabu, 22 Februari 2023 | 20:23 WIB

SHARE
Share Whatsapp Share Facebook Share Twitter Share Link
Batik Marunda merupakan hasil kerajinan warga penghuni Rusun Marunda. (terasjakarta)

Batik Marunda merupakan hasil kerajinan warga penghuni Rusun Marunda. (terasjakarta)

Penulis : Cahyono
Editor : Cahyono

JAKARTA, TERASJAKARTA.ID - Sejak Batik Marunda berdiri pada tahun 2014, telah memberikan dampak positif bagi ekonomi warga Rusun Marunda di Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara.

Bagaimana tidak, bagi warga Rusun Marunda yang aktif membatik dapat menerima honor hingga jutaan rupiah setiap bulannya.

Besaran honor yang mereka terima tergantung dari tingkat penjualan.

"Dampak ekonominya sih bagus jadi bisa membantu mereka untuk membayar rusun gitu tiap bulannya," kata Koordinator Batik Marunda Mulyadi.

Baca Juga : Mengenal Jembatan Kaca Seruni Point di Bromo yang Dibuka Oktober 2023, Objek Wisata Baru Gunung Bromo

Dijelaskannya, kain Batik Marunda dibanderol paling murah Rp300 ribu dan paling mahal Rp2,5 juta.

Besaran harga Batik Marunda tergantung lebar kain dan tingkat kerumitannya.

Ditegaskan Mulyadi, Batik Marunda hanya memproduksi batik tulis.

Batik Marunda berasal dari Jakarta yang menampilkan motif batik tentang ciri khas Jakarta.png (terasjakarta/ist)

Batik Marunda memiliki beragam motif dengan tema flora dan fauna di Jakarta. (terasjakarta)

Saat ini belum ada rencana untuk memproduksi batik printing ataupun cap.

Baca Juga : Batik Marunda Lahir dari Gagasan Iriana Jokowi

Untuk gerai pemasaran, saat ini baru ada di Jakarta saja belum merambah ke luar Jakarta.

Gerai atau kios pemasaran Batik Marunda saat ini ada di wilayah Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

Namun bagi warga luar Jakarta yang ingin membeli Batik Marunda dapat memesannya melalui online shop.

"Di Rusun Marunda cuma tempat produksi kalau untuk penjualan kita ada di galeri Lebak Bulus. Jadi nanti setelah kita kelar selesai baru di oper ke sana," jelasnya.

Baca Juga : Rumah Batik Maliha Marhamas, Tingkatkan Ekonomi Warga Rusun Marunda

Mulyadi berharap ke depannya Batik Marunda bisa dikenal luas di seluruh wilayah Indonesia bahkan mancanegara.

Mulyadi juga berharap ke depan makin banyak minat warga yang mau belajar membatik di Rusun Marunda.

Dipastikannya, bagi warga yang berminat belajar membatik tidak akan dipungut biaya alias gratis.

Warga Rusun Marunda sedang membuat Batik Marunda yang menjadi ciri batik khas Jakarta (terasjakarta/ist)

Warga Rusun Marunda sedang membuat Batik Marunda yang menjadi ciri khas batik Jakarta. (terasjakarta)

"Kalau untuk kedepannya sih kita maunya makin banyak pembatik yang mau belajar terutama ibu-ibu Rusun Marunda gitu," harapnya.

Baca Juga : 7 Rekomendasi Tempat Wisata di Jakarta Utara, dari Hutan Mangrove sampai Rumah Si Pitung

Batik Marunda Lahir dari Gagasan Iriana Jokowi

Lahirnya Batik Marunda berawal dari gagasan Ibu Negara Iriana Joko Widodo (Jokowi) pada tahun 2014.

Mulyadi menceritakan, pada tahun 2014, saat Jokowi masih menjabat Gubernur DKI Jakarta, Ibu Irina datang berkunjung ke Rusun Marunda.

Saat Iriana datang ke Rusun Marunda terbesit ide untuk memberdayakan ibu-ibu penghuni Rusun.

Diketahui, penghuni Rusun Marunda merupakan warga relokasi dari kawasan kumuh Waduk Pluit pada tahun 2013.

Baca Juga : 3 Rekomendasi Tempat Wisata Romantis di Korea Selatan, Cocok untuk Hari Valentine

"Awalnya kan dulu Ibu Jokowi, Ibu Iriana, awalnya dari beliau pencetusnya," kata Mulyadi.

Kemudian Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) DKI Jakarta ditugaskan oleh Iriana untuk memberi pelatihan membatik terhadap warga penghuni Rusun Marunda.

Beberapa macam pakaian dipajang yang menggunakan kain batik-tulis dari Batik Marunda (terasjakarta/ist)

Ragam corak batik tulis Batik Marunda. (terasjakarta)

Saat itu ada sekitar 70 orang penghuni Rusun Marunda yang sebagian besar ibu-ibu mengikuti pelatihan membatik.

"Terus kita diadakan pelatihan dulu selama beberapa bulan diajarin lagi ibu-ibunya jadi proses cepet gitu," terang Mulyadi.

Baca Juga : 5 Destinasi Wisata untuk Rayakan Valentine

Setelah program pelatihan membatik rampung, Batik Marunda diharuskan berjalan dan mencari pasar secara mandiri.

Untuk diketahui, batik Marunda merupakan batik tulis yang sangat berbeda dengan corak batik lainnya yang ada di Nusantara.

Dijelaskan Mulyadi, yang membedakan Batik Marunda dengan lainnya yakni memiliki motif yang sangat beragam.

Adapun motif Batik Marunda mengangkat tema flora dan fauna yang ada di Jakarta.

Baca Juga : Hobi Wisata Kuliner?, Ini Hidangan Khas Indonesia yang Wajib Kamu Cicipi

Untuk ragam motif Batik Marunda di antaranya motif Pakis dan Serangga Taman Suropati, motif Bebek Menari, motif Widelia Seruni, motif Burung Kipasan Pulau Seribu, dan motif Daun Semanggi.

"Kalau untuk motif sebenernya banyak, kita kan dari awal ambil temanya flora dan fauna di Jakarta. jadi kita gak stop di ondel-ondel, monas, bemo begitu jadi kita ngambil di flora dan fauna nya saja," tuturnya.

Kain Batik Marunda yang sedang dikerjakan pewarnaan oleh warga rusun Marunda (terasjakarta/ist)

Proses pewarnaan Batik Marunda yang sedang dikerjakan oleh warga Rusun Marunda. (terasjakarta)

Setelah hampir 8 tahun berdiri, Batik Marunda kini telah dikenal luas hingga luar DKI Jakarta.

Berjalannya waktu, saat ini hanya tersisa 20 orang saja yang masih rutin membatik di Rusun Marunda Blok A1.

Baca Juga : Cara Membuat Izin Usaha Wisata dan PT Travel

Hal itu disebabkan, angka produksi selama 2 tahun terakhir turun drastis akibat pandemi Covid-19.

Sehingga banyak dari ibu-ibu yang memilih fokus dengan kesibukannya masing-masing karena pesanan Batik Marunda menurun terdampak pandemi Covid-19.

"Untuk di Rusun Marunda sendiri ada sekitar 20 orang. Kalau awal-awal 70 karena berkurang gitu. Terdampak banget selama 2 tahun kemaren pandemi," ucap Mulyadi.

Dipastikan Mulyadi, saat ini pesanan Batik Marunda perlahan mulai naik sejalan dengan dicabutnya status darurat pandemi Covid-19 oleh pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

SHARE
Share Whatsapp Share Facebook Share Twitter Share Link