JAKARTA, TERASJAKARTA.ID - Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyebut, sistem drainase di Jakarta belum sanggup menghadapi hujan lebat dengan durasi di atas 5 jam.

Heru Budi menjelaskan, banjir di Jakarta dalam beberapa hari terakhir dipengaruhi oleh durasi hujan lebat yang cukup lama.

Curah hujan tinggi tersebut merupakan dampak dari cuaca ekstrem yang diprediksi terjadi hingga 18 Maret 2024.

Baca Juga : 11 Kecamatan di Kabupaten Demak Terendam Banjir Dampak 6 Tanggul Jebol, 22 Ribu Orang Mengungsi

“Di area tertentu Jakarta mengalami banjir jika curah hujan cukup tinggi, dan curah hujan tidak henti di atas 5 jam,” kata Heru Budi kepada wartawan pada Senin, 18 Maret 2024.

Pasalnya drainase atau saluran air di Jakarta hanya mampu menampung air hujan dengan durasi di bawah 5 jam.

Kata Heru Budi, saluran air di Jakarta saat ini didesain untuk menghadapi intensitas hujan maksimal 100-150 milimeter/hari, atau kategori hujan sangat lebat.

“Terakhir sekitar posisi antara 14,15,16 Maret curah hujan cukup tinggi 180 milimeter. Sedangkan drainase kita hanya menampung maksimum makro 150 mm, kalau mikro 100 mm,” ujar Heru Budi.

Kalau hujan mengguyur Jakarta durasi di bawah 5 jam dengan curah hujan di bawah 150 mm masih bisa diatasi.

Baca Juga : Heru Budi Klaim Banjir di Jakarta Cepat Surut: Kondisinya Masih Aman

Heru Budi menilai Jakarta memerlukan penambahan embung agar air dapat tertampung lebih maksimal. Penggunaan pompa-pompa mobile untuk menyedot dan mengalirkan air juga harus dimaksimalkan agar banjir dapat cepat surut.

“Perlu pompanisasi yang saat ini pompa mobile ada sekitar 580 dan semuanya aktif. Hanya ada 10 yang sedang perbaikan ringan,” pungkas Heru Budi.