Beranda / Lifestyle

Hari Supersemar 11 Maret, Intip Sejarah dan Isinya

Terasjakarta.id - Rabu, 8 Maret 2023 | 13:20 WIB

SHARE
Share Whatsapp Share Facebook Share Twitter Share Link
Hari Supersemar diperingati setiap tanggal 11 Maret. (Ilustrasi)

Hari Supersemar diperingati setiap tanggal 11 Maret. (Ilustrasi)

Penulis : Rury Pramesti
Editor : Rury Pramesti

JAKARTA, TERASJAKARTA.ID - Hari Supersemar biasanya selalu diperingati setiap tanggal 11 Maret.

Supersemar sendiri adalah surat perintah yang ditandatangani dan dikeluarkan pada tanggal 11 Maret 1966 oleh Ir. Soekarno, Presiden Pertama Republik Indonesia.

Supersemar atau Surat Perintah Sebelas Maret ini berisi mengenai perintah yang menginstruksikan Soeharto, selaku Panglima Komando Operasi Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib) untuk mengambil seluruh tindakan yang dianggap penting untuk mengatasi kondisi keamanan yang buruk pada saat itu.

Lalu, bagaimana sejarah awalnya Supersemar yang selalu diperingati tanggal 11 Maret? Simak penjelasan berikut.

Baca Juga : Hari Perempuan Internasional: Sejarah, Makna, dan Perjuangan Kesetaraan Gender

Sejarah Awal Supersemar

Mengutip dari situs Kabupaten Buleleng, Supersemar pertama kali dikeluarkan oleh Presiden Ir. Soekarno pada tanggal 11 Maret tahun 1966, yang pada saat itu sedang dilakukannya sidang pelantikan Kabinet Dwikora yang kemudian dikenal sebagai 'Kabinet 100 Menteri'

Saat sidang berlangsung, Panglima Pasukan Pengawal Presiden Cakrabirawa, Brigadir Jenderal Sabur mengatakan bahwa ada laporan dari intel Cakrabirawa terkait pasukan tanpa tanda pengenal sedang mengepung area istana.

Akibat kejadian tersebut, sidang diskors atau dihentikan sementara. Setelah sidang dihentikan, Presiden Soekarno bersama Wakil Perdana Menteri I Soebandrio dan Wakil Perdana Menteri III Chaerul Saleh berangka tke Bogor.

Baca Juga : Sejarah Serangan Umum 1 Maret 1949, Dampak Bagi Kemerdekaan Indonesia

Setelah masa skors berakhir, sidang kabinet dibuka oleh Wakil Perdana menteri III Dr J. Leimena. Di sidang ini, Leimena hanya berbicara singkat untuk menutup sidang dan langsung berangkat menuju Bogor.

Proses Pembuatan Supersemar

Situasi tersebut dilaporkan oleh Mayor Jenderal Soeharto yang saat itu menjabat sebagai Panglima Angkatan Darat menggantikan Letnan Jenderal Ahmad Yani yang gugur dalam peristiwa G30-S/PKI.

Mayor Jenderal Soeharto akhirnya mengutus tiga orang perwira tinggi (Angkatan Darat), yakni Brigadir Jenderal M. Jusuf, Brigadir Jenderal Amirmachmud dan Brigadir Jenderal Basuki Rahmat ke Bogor untuk menemui Presiden Soekarno yang berada di Istana Bogor.

Baca Juga : Sejarah hingga Perayaan Cap Go Meh 2023 Tanggal Berapa? Cek Sekarang

Setiba di Istana Bogor pada malam hari, terjadi perbincangan antara tiga perwira tinggi AD dengan Presiden Soekarno mengenai situasi yang terjadi.

Ketiga perwira tersebut menyatakan bahwa Mayjen Soeharto mampu mengendalikan situasi dan memulihkan keamanan apabila diberikan surat tugas atau surat kuasa yang memberikan kewenangan kepadanya untuk mengambil tindakan.

Akhirnya, Presiden Soekarno menyetujui hal tersebut hingga dibuatlah surat perintah yang sekarang ini dikenal dengan sebutan Surat Perinta Sebelas Maret atau Supersemar.

Baca Juga : Hari Satpam 2023, Sejarah dan Sosok Bapak Satpam Indonesia

Isi Supersemar

Isi Supersemar ini ditujukan untuk Mayjen Soeharto. Presiden Soekarno memintanya untuk melakukan tiga hal berikut.

1. Mengambil segala tindakan yang dianggap perlu untuk terdjaminnja keamanan dan ketenangan, serta kestabilan djalannja pemerintahan dan djalannja Revolusi, serta mendjamin keselamatan pribadi dan kewibawaan Pimpinan Presiden/Panglima Tertinggi/Pemimpin Besar Revolusi/Mandataris M.P.R.S. demi untuk keutuhan Bangsa dan Negara Republik Indonesia, dan melaksanakan dengan pasti segala adjaran Pemimpin Besar Revolusi.

2. Mengadakan koordinasi pelaksanaan perintah dengan Panglima-Panglima Angkatan Lain dengan sebaik-baiknja.

3. Supaja melaporkan segala sesuatu jang bersangkut paut dalam tugas dan tanggung-djawabnja seperti tersebut diatas.

Baca Juga : Hari Raya Galungan di Bali, Sejarah dan Rangkaian Acara

Supersemar yang dikeluarkan pada tanggal 11 Maret 1966 ini menjadi latar belakang peringatan Hari Supersemar.

Dengan demikian, Hari Supersemar selalu diperingati setiap tanggal 11 Maret.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

    SHARE
    Share Whatsapp Share Facebook Share Twitter Share Link