Beranda / Lifestyle
Lansia dan Anak-Anak Paling Rentan Terkena Gelombang Panas, Ini Dampak dan Cara Menghindarinya
Terasjakarta.id - Kamis, 4 Mei 2023 | 23:10 WIB

Ilustrasi gelombang panas cuaca ekstrem. (Foto: Freepik/@freepik)
Penulis : Esil Yulinar
Editor : Esil Yulinar
JAKARTA, TERASJAKARTA.ID - Jika diketahui kembali semenjadi pekan lalu hampir seluruh wilayah Indonesia mengalami cuaca panas yang ekstrem.
Bahkan MKG pun menemukan suhu panas ekstrem ini terjadi secara iklim yang dipengaruhi oleh pergerakan semu matahari.
Cuaca panas di Indonesia pun berhubungan dengan fluktuasi radiasi sinar ultraviolet (UV).
Baca Juga : Cuaca Panas Ekstrim Melanda Indonesia, Ini Efeknya Bagi Kesehatan Tubuh
Selain itu intesitas radiasi UV di pagi hari berada pada kategori "Low" atau rendah.
Mengutip dari situs BMKG saat ini tercatat suhu tertinggi di Indonesia yaitu 34-36 derajat celcius.
Sebenarnya angka itu masih lebih rendah jika dibandingkan dengan negara Asia Selatan lain seperti India, China, Bangladesh, dan Myanmar yang bisa mencapai sampai 40 derajat celcius. Bahkan Bangladesh pernah mencapai 50 derajat celcius.
Meski terbilang mengalami lonjakan dari tahun-tahun sebelumnya suhu panas yang ada di Indonesia belum bisa disebut dengan gelombang panas. Pasalnya, kondisi ini tidak memenuhi karakteristik gelombang panas.
Baca Juga : Fenomena Alam Gerhana Bulan Penumbra dan Parsial yang akan Terjadi di Indonesia, Simak Perbedaannya!
Namun menurut pegamatan BMKG di Indonesia tetatnya di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan, tercatat suhu maksimum harian pekan lalu mencapai 37,2 derajat celcius.
Lebih lanjut walaupun Indonesia tidak sampai terkena dampak gelombang panas tetapi suhu diatas rata-rata itu juga dapat berpengaruh pada kesehatan, terutama lansia dan anak-anak.
Bahkan hal tersebut juga dikatakan oleh Pakar Penelitian Keamanan dan Ketahanan Kesehatan Global, Dicky Budiman yang mengungkapkan bahwa situasi tersebut bisa menjadi ancaman serius, terutama bagi orang Lanjut Usia (Lansia) dan anak-anak.
Baca Juga : Fakta Unik Paus Orca yang Muncul di Perairan Laut Sulawesi Utara
"Terutama pada lansia dan anak-anak. Kedua kelompok ini merupakan kelompok rentan dengan suhu ekstrem tersebut," kata Dicky dalam keterangannya.
Dalam pekan ini IDAI akan mengimbau orang tua supaya memperhatikan asupan gizi anak-anak untuk menjaga stamina.
Bahkan bukan hanya lansia tetapi Ketua Umum IDAI juga pernah mengatakan bahwa dampak perubahan iklim seperti cuaca panas dan dingin yang ekstrem dapat membawa pengaruh terhadap kelompok yang rentan, seperti anak-anak dan balita lantaran kondisi anak dapat lebih rentan dibandingkan dengan orang dewasa.
Namun tidak menutup kemungkinan juga untuk kondisi lansia rentan berbahaya saat terkerna paparan gelombang panas yang berlebih.
Baca Juga : Fakta Kucing Ras Birman Milik Karl Lagerfeld yang Jadi Pewaris Harta Kekayaan
Dampak bagi Lansia dan Anak-anak Terpapar Gelombang Panas
Dengan terpaparnya diri dari gelombang panas yang sangat berbahaya bisa membuat aktivitas anak-anak-anak di luar ruangan menjadi terganggu, dan juga dapat mengganggu kesehatan anak-anak, seperti membuat anak-anak akan menyebabkan anak-anak terkena dehidrasi, tekanan panas, penyakit pernapasan, ginjal, ketidakseimbangan elektrolit, dan demam.
Sedangkan untuk lansia sendiri juga bisa menyebabkan kecelakaan kerja dan atau kecelakaan pada saat di lalu lintas.
BMKG pun memprediksi bahwa suhu panas masih berlangsung hingga bulan Oktober. Pergerakan seluruh matahari yang terjadi setiap tahun bisa menjadi salah satu penyebab naiknya suhu selain ketutupnya awan disebagian wilayah Indonesia. Hal tersebut pertanda bahwa Indonesia sedang menghadapi musim kemarau.
Baca Juga : ARMY Ramaikan Tagar No Dynamic Pricing, dan Batalkan Pesanan Merchandise dari Weverse Shop
Meski diketahui bahwa sinar UV B dapat membawa manfaat bagi manusia, seperti berperan pada pembentukan vitamin D di sebagian besar vertebrata darat, termasuk manusia.
Dampak Paparan Gelombang Panas yang Belebih
Namun jika sinar UV memberi paparan yang berlebih juga dapat menyebabkan beberapa kesehatan masalah, di antaranya:
1. Sunburn
Jika mengalami paparan sinar UV dalam jangka panjang bisa ditandai dengan kulit yang terlihat kemerahan, terasa hangat dan nyeri saat disentuh. Diperlukan perawatan medis untuk mencegah efek yang lebih serius.
2. Mata Rusak
Megakibatkan penurunan kemampuan dalam melihat warna, penglihatan kabur dan buta permanen.
3. Penyakit Kanker Kulit
Bagian tubuh yang sering terpapar adalah wajah, leher, dan tangan, yang secara berlebihan menyebabkan kanker kulit, terutama karsinoma.
Baca Juga : Spoiler One Piece 1083, Kurohige Berniat Culik Vegapunk!
Cara Menghindari Paparan Gelombang Panas
Dapat diketahui kembali, ada juga cara menghindari kulit dari paparan gelombang panas sinar UV. Berikut ini adalah cara yang dapat dilakukan untuk menghindari paparan gelombang panas, sebagai berikut.
- Gunakan sunscreen (tabir surya) secara rutin, setidaknya selalu gunakan sunscreen 15 menit sebelum beraktivitas di luar ruang. Kembali oleskan lagi secara teratur setelah 1-2 jam pemakaian untuk hasil yang terbaik. Jika berada di dalam ruangan tetap gunakan sunscreean, karea sinar UV masih dapat menembuh melalui celah jendela atau ventilasi rumah.
- Memakai pakaian yang tertutup seperti lengan panjang dan celana panjang.
Namun ada juga beberapa cara menghindari tersebut sama halnya seperti yang diimbau oleh BMKG terkait cara atau solusi untuk menangani bahkan menghindari paparan sinar UV.
Baca Juga : Tidak Ada Libur, Kemenag Angkat Suara Penetapan Hari Raya Waisak Jatuh Pada 4 Juni 2023
Solusi BMKG Menghindari Paparan Gelombang Panas
Berikut beberapa solusi untuk menangani paparan gelombang sinar UV yang diberikan BMKG, di antaranya:
- Hindari paparan sinar matahari antara pukul 10.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB
- Tetap berlindung di siang hari saat matahari sedang bersinar terik
- Saat di luar ruangan, gunakan pakaian pelindung matahari seperti topi bertepi lebar dan kacamata hitam yang menghalangi sinar UV
- Kenakan cairan pelembab sunscreen dengan SPF 30+ pada setiap 2 jam dan pada saar hari berawan, setelah berenang atau juga saat berkeringat
- Menghindari melalui permukaan yang cerah seperti pasir, air, dan salju lantaran bisa meningkatkan paparan sinar UV
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
TERKINI
TERPOPULER
