Beranda / Otomotif
Sering Fast Charging saat Mengisi Daya Kendaran Listrik? Simak Efek Sampingnya
Terasjakarta.id - Senin, 27 Maret 2023 | 02:30 WIB

Pengisian daya kendaraan listrik menggunakan fast charging ternyata dapat memperpendek umur baterai. (pertamina)
Penulis : Riza Alamas
Editor : Riza Alamas
JAKARTA, TERASJAKARTA.ID-- Mobil listrik semakin populer di Indonesia meskipun penggunaan baterainya masih menjadi perbincangan hangat.
Diketahui, penggantian baterai kendaraan listrik bisa dikatakan terbilang mahal, hingga mencapai lebih dari 50 persen dari harga kendaraan itu sendiri.
Oleh karena itu, sebagai pemilik mobil listrik, kita perlu tahu cara merawat baterai dengan benar agar bisa menekan potensi kerusakan dan memaksimalkan penggunaannya.
Baca Juga : KIA EV9, Mobil Listrik Tiga Baris dengan Desain Futuristik dan Interior Layaknya Lounge
Suprayetno, Head of Service Planning and Strategy Department PT Hyundai Motors Indonesia mengatakan bahwa perawatan baterai mobil listrik sebenarnya tidak sulit.
Namun, memang dibutuhkan kedisiplinan dari tiap pengguna. Salah satu cara untuk merawat baterai mobil listrik adalah dengan menghindari penggunaan fast charging terlalu sering.
Sebaiknya pengguna lebih mengutamakan pengisian daya secara normal dengan menggunakan wall charger, karena arus listrik tersebut tidak terlalu besar sehingga tidak membuat baterai cepat panas dan bisa ditinggal semalaman kalau di rumah.
Fast charging memang bisa mengisi daya baterai lebih cepat dan siap dipakai kembali, namun pengguna harus paham bahwa arus listrik yang besar sehingga memiliki temperatur yang sangat tinggi.
Baca Juga : Insentif Pembelian Kendaraan Listrik Resmi Berlaku, Simak Syarat Mendapatkannya
Akibatnya, baterai akan lebih cepat panas dan memperpendek umur lithium-ion atau kandungan sel yang berada di dalamnya.
Seringnya mengisi daya kendaraan listrik juga akan meningkatkan siklus baterai, sehingga para pengguna mobil listrik lebih disarankan agar tidak terlalu sering melakukan hal tersebut.
Jumlah siklus charging juga mempengaruhi umur dan kemampuan baterai menyerap daya listrik.
Baca Juga : Berikut Daftar Penerima Subsidi Motor Listrik Rp7 Juta yang Berlaku Hari Ini
Hal ini membuat para pengguna lebih disarankan untuk charging kendaraan listrik ketika memang dibutuhkan.
Selain menghindari fast charging, pengguna juga perlu menghindari penggunaan AC dan peralatan elektronik yang berlebihan pada saat mobil parkir.
Hal ini karena saat mobil parkir, sistem baterai masih tetap menyala dan menyalakan AC atau peralatan elektronik yang berlebihan dapat memperpendek umur baterai.
Saat ini, pengisian daya baterai kendaraan listrik memerlukan waktu yang relatif lama, diketahui waktu charging kendaraan listrik memakan waktu sekitar dua sampai delapan jam untuk mengisi penuh.
Baca Juga : VIAR dan SMOOT Masuk Daftar Penerima Subsidi Motor Listrik dari Pemerintah
Menurut pengamat otomotif dari Institusi Teknologi Bandung (ITB), Agus Purwadi, idealnya pengisian baterai kendaraan listrik dilakukan di rumah dengan menggunakan pengisian daya normal.
Penggunaan fast charging sebaiknya hanya digunakan dalam keadaan darurat atau ketika sedang terburu-buru.
Penggunaan fast charging secara terus-menerus dapat berdampak buruk pada kualitas baterai, sehingga mengganggu fungsi kendaraan listrik sebagai moda transportasi harian.
Baca Juga : PLN dan BTN Resmikan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik ke-42 di Jakarta
Baterai kendaraan listrik memiliki pengukur arus listrik maksimal yang masuk, yaitu ampere hours (AH), sehingga hitungannya akan normal karena pengisian daya melalui wall charging dirumah memiliki arus yang lebih rendah.
Namun, penggunaan fast charging yang terlalu sering akan membuat hitungannya akan menjadi tidak tepat karena arus listrik yang masuk ke baterai akan berlebih.
Akibatnya, charging-nya menjadi dua kali kapasitas dan memperpendek umur baterai, sehingga sangat berpengaruh pada kemampuan baterai dan dapat mengurangi umur pakai baterai secara signifikan.
Agus Purwadi juga menjelaskan bahwa terdapat jenis baterai tertentu yang aman ketika sering dicas dengan teknologi fast charging, yaitu lithium ferro-phosphate (LFP).
Baca Juga : Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Bocorkan Besaran Subsidi Pembelian Mobil Listrik, Berminat?
Namun, jenis baterai ini tidak cocok untuk mobil listrik bertenaga besar.
Mobil listrik bertenaga besar memerlukan baterai jenis NMC (Nickel Manganese Cobalt) atau NCA (Nickel Cobalt Aluminum) yang lebih cocok untuk memenuhi kebutuhan performa mobil.
Penggunaan fast charging pada kendaraan listrik sebaiknya dihindari, terutama jika penggunaan fast charging dilakukan secara terus-menerus.
Idealnya, pengisian baterai kendaraan listrik dilakukan di rumah dengan pengisian daya normal untuk menjaga kualitas baterai dan umur pakainya.
Hal ini akan membantu kendaraan listrik Anda tetap berfungsi dengan baik sebagai moda transportasi harian yang ramah lingkungan dan efisien dalam penggunaan energi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
TERKAIT
TERKINI
TERPOPULER
