Beranda / Sorot

Sodetan Ciliwung

Terasjakarta.id - Rabu, 1 Februari 2023 | 08:00 WIB

SHARE
Share Whatsapp Share Facebook Share Twitter Share Link
Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono (terasjakarta.id)

Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono (terasjakarta.id)

Oleh : Heru Budi Hartono, Pj Gubernur DKI Jakarta  

BANJIR merupakan masalah klasik di Jakarta, bahkan sejak masih bernama Batavia pada zaman penjajahan Belanda.

Letak kota ini yang berada di wilayah cekungan membuat air mengalir dengan cepat dari hulu Sungai Ciliwung di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, bila hujan deras.

Fenomena yang kerap disebut banjir kiriman itu kadang diperparah lagi dengan hujan ekstrem di Jakarta, seperti pada 1 Januari 2020.

Baca Juga : Banjir Manado 2023, Sebanyak 971 Rumah Rusak, 1.674 Orang Tidur di Pengungsian

Sementara, di hilir Ciliwung, banjir rob kerap mengancam pesisir Jakarta Utara, akibat permukaan air laut naik dan permukaan tanah turun.

Untuk mencegah banjir kiriman, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah membangun dua bendungan di Kabupaten Bogor, yakni Ciawi serta Sukamahi, yang masing-masing berkapasitas 6,05 juta kubik air dan 1,68 juta meter kubik air.

Ketika meresmikan kedua bendungan kering pertama di Indonesia ini pada 23 Desember 2022 lalu, Presiden Joko Widodo mengungkapkan, keduanya dapat mereduksi air dari 464 juta meter kubik menjadi 318 juta meter kubik, sehingga 12 kelurahan di Jakarta diharapkan tidak terdampak banjir lagi.

Baca Juga : Banjir Manado Hari Ini, Puluhan Rumah Terendam hingga 300 Cm

Sedangkan untuk mengurangi dampak hujan ekstrem, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) membangun sodetan (terowongan) Sungai Ciliwung ke Kanal Banjir Timur (KBT) di Jakarta Timur.

Sementara, buat mencegah banjir rob, Kementerian PUPR bersama Pemprov DKI sedang membangun tanggul pantai (National Capital Integrated Coastal Development/NCICD) sepanjang 37,35 kilometer.

Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono saat mendampingi Presiden Jokowi meninjau proyek pembangunan Sodetan Ciliwung. (terasjakarta.id/ist)

Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono saat mendampingi Presiden Jokowi meninjau proyek pembangunan Sodetan Ciliwung. (terasjakarta.id/ist)

Baca Juga : Banjir dan Longsor Terjang Kota Manado, Satu Orang Meninggal Dunia

Khusus tentang sodetan sepanjang 1,26 kilometer yang dapat mengalihkan 60 meter kubik per detik air dari Ciliwung ke KBT, berupa dua terowongan di bawah tanah yang masing-masing berdiameter 3,5 meter.

Sodetan yang ditargetkan selesai pada April 2023 ini, diharapkan dapat mengurangi 200 hektare dari 600 hektare wilayah terdampak banjir sebelumnya, seperti Kampung Melayu dan Manggarai.

Baca Juga : Ini Hal yang Perlu Dipersiapkan Sebelum dan Sesudah Banjir, Tetap Waspada

Salah satu kendala dalam pembangunan sodetan tersebut adalah pembebasan lahan yang memakan waktu cukup lama karena diperlukan sosialisasi dan mediasi kepada masyarakat terdampak. Alhamdulillah,

Wali Kota Administrasi Jakarta Timur sudah menyelesaikan kendala ini, sehingga pembebasan lahan bisa diselesaikan.  

Selain sodetan Ciliwung ke KBT, normalisasi Sungai Ciliwung sepanjang 47 kilometer dari total panjang sungai sekitar 120 kilometer juga terus kami kerjakan.

Baca Juga : Banjir Terparah di Jakarta, 48 Orang Dinyatakan Tewas dan 276.333 Tidur di Pengungsian

Saat ini kami masih perlu membebaskan sepanjang 12,23 kilometer dari total target normalisasi di Sungai Ciliwung.

Ini merupakan bagian dari rencana induk sistem pengendalian banjir di Jakarta sejak 1973.

Kolaborasi pengendalian banjir antara Pemprov DKI dengan Pemerintah Pusat pun terjalin dalam pembangunan rumah pompa di Ancol Sentiong, Jakarta Utara.

Baca Juga : 4 Tindakan yang Wajib Dilakukan Saat Banjir, Ingat Jangan Panik

Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta melanjutkan pula 942 Project, yaitu pembangunan 9 polder, 4 waduk, serta 2 sungai.

Program Gerebek Lumpur juga terus dilakukan untuk meningkatkan kapasitas sungai, waduk, dan saluran air yang terdegradasi akibat proses sedimentasi.

Pesan Presiden Jokowi Soal Penanganan Banjir Jakarta 

Seperti pesan Presiden Jokowi ketika meninjau pembangunan sodetan Ciliwung pada 24 Januari 2023, penanganan masalah banjir di Jakarta harus dimulai dari hulu sampai hilir Ciliwung secara konsisten.

Saat menghadiri Festival Dayung Ciliwung pada 4 Desember 2022 lalu, saya menandaskan pula, pemeliharaan Sungai Ciliwung sepanjang hampir 120 kilometer menjadi barometer pemeliharaan sungai di perkotaan.

Baca Juga : 4 Tindakan yang Wajib Dilakukan Saat Banjir, Ingat Jangan Panik

Karena itu, saya mengimbau masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan ke Sungai Ciliwung.

Pembangunan sodetan pun merupakan bagian dari penataan sungai Ciliwung itu.

 

Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono (kanan) bersama Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono (kiri) mendampingi Presiden Jokowi (tengah) saat meninjau proyek Sodetan Ciliwung. (terasjakarta.id/ist)

Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono (kanan) bersama Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono (kiri) mendampingi Presiden Jokowi (tengah) saat meninjau proyek Sodetan Ciliwung. (terasjakarta.id/ist)

Dengan demikian suatu hari kita bersama bisa menyaksikan, Jakarta dapat seperti kota-kota dunia yang sungainya tertata. Misalnya di ibu kota Thailand, Bangkok, tetangga kita.  

Baca Juga : 6 Tips Motor Usai Terendam Banjir, Waspada Turun Mesin

Penyambungan pipa sudah rampung di sodetan Ciliwung sebagaimana sudah disaksikan oleh Presiden Jokowi, saat ini tinggal tahap akhir yaitu menyelesaikan konstruksi di area Inlet dan Outlet.

Di samping itu juga diperlukan  pelebaran dan penyempurnaan badan Sungai Cipinang hingga ke Kanal Banjir Timur dengan turap (sheet pile). Proses penyelesaian ini diharapkan dapat kami selesaikan sekitar April 2023 ini sehingga sodetan ini dapat difungsikan.

Baca Juga : Indonesia Juara Grup Badminton Asia Mixed Team Championships 2023, Rinov dan Pitha Ungkapkan Ini

Semua upaya pemerintah, pusat maupun daerah, untuk menanggulangi masalah banjir di Jakarta tentu memerlukan partisipasi seluruh masyarakat.

Mari kita mulai dengan tindakan sehari-hari yang sederhana, tapi berdampak penting untuk mengatasi genangan atau banjir.

Dari membuang sampah pada tempatnya, membersihkan selokan atau got, hingga membuat biopori di halaman rumah.

Baca Juga : Daftar Lowongan Kerja di BUMN, Terbuka untuk Lulusan SMA hingga S1

Di tangan kita semua, sejarah sedang diukir: kota Jakarta akhirnya bisa mengatasi masalah banjir.  

Semoga ini dapat menjadi kisah sukses Jakarta untuk tanah air dan bangsa besar tercinta: Indonesia.

Sukses Jakarta untuk Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

SHARE
Share Whatsapp Share Facebook Share Twitter Share Link