JAKARTA, TERASJAKARTA.ID - Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono ingin generasi muda di Jakarta bisa menempuh pendidikan hingga tingkat Universitas.

Hal itu dikatakan Heru Budi saat menjadi Inspektur upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2023 di Monas, Jakarta Pusat pada Selasa, 2 Mei 2023.

Pada Upacara peringatan Hardiknas dihadiri insan pendidikan, di antaranya peserta didik tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), peserta didik disabilitas, kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan dari pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) dari seluruh wilayah DKI Jakarta.

Baca Juga : Heru Budi Berharap Pendatang Baru di Jakarta Bukan Pengangguran

“Saya berharap semuanya bisa menikmati dan mengikuti pendidikan mulai dari SD sampai universitas. Belajar dengan semangat. Mari kita semarakkan hari ini dengan semangat untuk meneruskan perwujudan merdeka belajar, mendidik generasi pelajar Pancasila yang cerdas, berkarakter, dan membawa Indonesia melompat ke masa depan dengan pendidikan yang memerdekakan. Selamat hari pendidikan. Sukses Jakarta untuk Indonesia,” tegas Heru Budi.

Heru Budi Hartono juga memberikan apresiasi dan penghargaan kepada 3 tenaga kependidikan Kabupaten Kepulauan Seribu atas dedikasinya di tengah keterbatasan.

Tenaga kependidikan yang mendapatkan penghargaan tersebut yaitu Kepala SDN Pulau Harapan 02 Pagi dan Kepala SMPN 1 Atap Pulau Sebira Jamil Fahmi; Guru SDN Pulau Kepala 02 Pagi Hidayat; dan Tenaga Kependidikan PKBM 37 Pulau Untung Jawa M Yusuf.

Dalam sambutannya, Heru Budi turut mengundang ketiga tenaga kependidikan tersebut untuk hadir dalam acara puncak peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Kemerdekaan RI di Istana Negara, pada 17 Agustus 2023 mendatang.

Baca Juga : Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Tanggapi Kritik Pembongkaran Trotoar di Wilayah Santa

“Terima kasih atas dedikasi dan pengabdiannya untuk mencerdaskan peserta didik di DKI Jakarta dan turut melahirkan generasi emas Indonesia di masa depan. Semoga yang tadi saya sampaikan bisa diundang dalam acara peringatan HUT RI di Istana Negara Jakarta,” kata Heru.

Lebih lanjut, Heru menerangkan momen peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun ini merupakan saat yang tepat untuk merefleksikan kembali setiap tantangan dan langkah berani yang sudah dilakukan selama 3 tahun terakhir.

“Kita dapat dapat merancang arah perjalanan guna memastikan keberlangsungan dan keberlanjutan. Layar yang sudah dibentangkan jangan sampai terlipat lagi. Kita semua para pendidik, tenaga kependidikan, seniman, dan pelaku budaya juga peserta didik di seluruh penjuru Nusantara adalah kapten dari kapal besar bernama Indonesia,” ujar Pj. Gubernur Heru.

Baca Juga : Heru Budi Ancam Cabut KJP Siswa yang Terlibat Tawuran

Perjalanan harus dilanjutkan dan perjuangan harus diteruskan, kata Heru, agar semua anak bangsa merayakan kemerdekaan yang sebenar-benarnya dalam belajar dan bercita-cita.

Untuk itu, Pj. Gubernur Heru menginginkan seluruh generasi muda, khususnya di Jakarta agar dapat memanfaatkan dan mengikuti setiap jenjang pendidikan, mulai dari tingkat SD hingga perguruan tinggi.

Selain itu, Heru Budi juga mengingatkan kepada para peserta didik untuk merayakan kemerdekaan yang sebenarnya melalui belajar yang rajin untuk meraih cita-cita.

Baca Juga : Menkes Budi Gunadi Berikan Beasiswa 2.500 Dokter Spesialis Tahun Depan

Sejarah Hari Pendidikan Nasional

Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas yang diperingati setiap tanggal 2 Mei ini bertepatan dengan hari ulang tahun Ki Hajar Dewantara.

Ki Hajar Dewantara merupakan pahlawan nasional yang dihormati sebagai bapak pendidikan nasional di Indonesia.

Pemerintah menetapkan Ki Hajar Dewantara sebagai Bapak Pendidikan Nasional.

Baca Juga : Heru Budi Minta Pemudik Tak Ajak Saudara saat Kembali ke Jakarta, Ibu Kota Sudah Padat

Ketentuan ini tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 67 Tahun 1961 tetang Hari-Hari Nasional yang Bukan Hari Libur.

Meski bukan hari libur, pemerintah menetapkan peringatan Hardiknas setiap tanggal 2 Mei.

Ki Hajar Dewantara dikenal karena berani menentang kebijakan pendidikan pemerintah Hindia Belanda pada masa itu yang hanya memperbolehkan anak-anak kelahiran Belanda atau orang kaya yang bisa bersekolah atau mengenyam bangku pendidikan.

Kritik Bapak Pendidikan Nasional terhadap pemerintah kolonial menyebabkan dirinya diasingkan ke Belanda.

Baca Juga : Heru Budi Bilang Tarif TransJakarta Tak Harus Naik, Pendapatan Bisa dari Sumber Lain

Namun, setelah kembali ke Indonesia usai diasingkan, ia mendirikan sebuah lembaga pendidikan bernama Taman Siswa.

Setelah kemerdekaan Indonesia, ia kemudian diangkat sebagai Menteri Pendidikan yang memiliki filosofi Tut Wuri Handayani.

Di mana filosofi tersebut digunakan sebagai semboyan pendidikan di dalam dunia pendidikan.