Beranda / Seleb

Doodle Didi Kempot Muncul di Google, Warisan yang Membanggakan bagi Musik Indonesia

Terasjakarta.id - Minggu, 26 Februari 2023 | 03:00 WIB

SHARE
Share Whatsapp Share Facebook Share Twitter Share Link
Didi Kempot merupakan Penyanyi Campursari Asal Solo yang telah meninggalkan warisan berharga baik untuk musisi maupun untuk pendengar musik Indonesia. (google)

Didi Kempot merupakan Penyanyi Campursari Asal Solo yang telah meninggalkan warisan berharga baik untuk musisi maupun untuk pendengar musik Indonesia. (google)

Penulis : Riza Alamas
Editor : Riza Alamas

JAKARTA, TERASJAKARTA.ID-- Didi Kempot bukan hanya meninggalkan warisan bagi musisi muda, tetapi juga para pendengar musik.

Sudah tiga tahun sejak sang legenda campursari ini meninggalkan kita pada 5 Mei 2020. Namun, kepergiannya tak serta merta menghilangkan jejak musiknya.

Kehadiran Didi Kempot masih terasa hingga saat ini bagi para sobat ambyar dan penggemar musik campursari di seluruh Indonesia.

Didi Kempot bukanlah yang menciptakan musik campur sari, namun ia berhasil menyempurnakan dan mengembangkan agar bisa digemari penikmat musik Indonesia. (MI/Sumaryanto)

Didi Kempot bukanlah yang menciptakan musik campur sari, namun ia berhasil menyempurnakan dan mengembangkan agar bisa digemari penikmat musik Indonesia. (MI/Sumaryanto)

Baca Juga : Heboh Unggahan Istri Indra Bekti, Kasih Kode Akan Bercerai?

Menyebut nama Didi Kempot, kita tentu saja tidak bisa melupakan julukan 'Lord Didi' yang melekat padanya. Banyak yang mengenang dan merindukan lagu-lagunya yang kadang dinamis, kadang nggrantes itu.

Meski demikian, warisan yang ditinggalkannya tentu akan terus hidup dan memberi pengaruh besar bagi musik Indonesia.

Sejarah Musik Campursari

Sejarah campursari tidak bisa dilepaskan dari peran R.C. Hardjosubroto, seniman kelahiran Yogyakarta yang meletakkan embrio campursari.

Baca Juga : J-Hope BTS Jadi Brand Ambassador Louis Vuitton

Melalui seni tradisional gamelan, Hardjosubroto membuat aliran musik yang lebih fleksibel menghadapi zaman.

Namun, baru pada medio 70-an, aliran musik campursari memperoleh popularitas dengan munculnya musisi asal Yogyakarta, Manthous, bersama Campur Sari Gunung Kidul (CSGK).

Pada masa yang sama, Didi Kempot juga mulai meniti karir di dunia musik dengan genre campursarinya.

Baca Juga : Profil dan Fakta tentang Aespa, Girl Group Asuhan SM Entertainment

Meski begitu, tidak bisa dikatakan bahwa Didi Kempot menciptakan atau menemukan musik campursari, Ia lebih banyak menyempurnakan dan mengembangkan campursari menjadi bentuk musik yang lebih digemari para penggemar musik.

Karakteristik Musik Campursari

Campursari adalah genre musik yang unik. Musik ini merupakan hasil paduan unsur karawitan Jawa dan instrumen musik modern.

Laras slendro dan pentatonik pelog dari karawitan Jawa dimainkan melalui medium instrumen modern seperti gitar, keyboard, dan bass di dalam musik-musik campursari.

Lagu-lagu hits Didi Kempot hingga saat ini masih sering didengarkan oleh para penggemar, terbukti lagu-lagunya didengarkan sebanyak 500ribuan pendengar setiap bulannya di Spotify. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru/pras)

Lagu-lagu hits Didi Kempot hingga saat ini masih sering didengarkan oleh para penggemar, terbukti lagu-lagunya didengarkan sebanyak 500ribuan pendengar setiap bulannya di Spotify. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru/pras)

Baca Juga : Pernikahan Lee Seung-gi dan Lee Da-in Bakal Dipandu Yoo Jae-suk

Untuk memperkaya nada-nada tradisional, kendang biasanya ditambahkan sebagai alat ritmis.

Dalam satu kelompok musik campursari, biasanya terdapat dua atau tiga pasang saron sebagai alat musik pengiring.

Warisan Didi Kempot

Baca Juga : Scarlett Johansson Akan Kembali di Tiga Film Marvel yang Akan Datang

Didi Kempot bukanlah nama yang asing di dunia musik Indonesia. Meski telah berpulang tiga tahun lalu, namanya masih dikenang dan lagu-lagunya tetap sering didengarkan oleh para penggemar.

Bahkan, hingga tulisan ini dibuat, statistik menunjukkan bahwa setiap bulan, Didi Kempot memiliki 514,579 pendengar di Spotify.

Lagu hitsnya seperti "Cidro" telah dimainkan sebanyak 14,810,049 kali, sementara "Sewu Kutho" yang merupakan salah satu tembang paling terkenalnya telah dimainkan sebanyak 9,982,845 kali.

Pantang Menyerah, Sikap yang Patut Dicontoh

Baca Juga : Yoo Ah-in Dikonfirmasi Positif Gunakan Propofol

Didi Kempot memulai karirnya dari jalanan dan berjuang keras di dunia musik.

Ia tidak serta-merta menjadi terkenal dengan mudah, melainkan harus berjibaku terlebih dahulu di medan musik yang keras. Kunci kesuksesannya adalah pantang menyerah dan terus berusaha.

Sikap pantang menyerah ini bisa menjadi contoh bagi para musisi generasi baru untuk tidak mudah menyerah dalam menghadapi rintangan dan tantangan dalam berkarya.

Baca Juga : Once Buka Suara Usai Disebut Tak Bayar Royalti ke Dewa 19

Alih Wahana, Jangan Takut Berinovasi

Salah satu warisan lain yang ditinggalkan Didi Kempot adalah proses alih wahana pada musik campursari yang dimainkannya.

Ia berani mencoba dan mengadopsi pola dan unsur musik karawitan Jawa pada instrumen modern konvensional.

Meski mengalami banyak pertentangan dan dianggap merusak kemurnian karawitan, Didi Kempot tetap konsisten dengan inovasinya.

Baca Juga : Song Joong-ki Ungkap Perasaan Cinta dan Rumor Soal Katty Louise Saunders

Para musisi generasi muda dapat mengikuti jejak Didi Kempot dengan mencoba hal-hal baru dan menggabungkan unsur-unsur musik dari berbagai genre untuk menghasilkan karya yang lebih segar dan berwarna.

Jangan Berhenti Berkreasi

Didi Kempot selalu menciptakan aransemen baru pada setiap lagunya, Ia tak pernah berhenti berkreasi dan mencoba hal-hal baru.

Baca Juga : 10 Artis dengan Gaji Tertinggi di Dunia Versi Forbes, Brad Pitt Nomor Berapa?

Para musisi generasi muda perlu mengikuti jejaknya dengan selalu berinovasi dalam menciptakan karya musik.

Mereka bisa mencoba menggabungkan unsur-unsur musik dari berbagai genre dan mengeksplorasi teknologi modern untuk menghasilkan karya yang lebih fresh dan mengikuti tren zaman.

Membuat Musik yang Relate dengan Banyak Orang

Meski tema lagu Didi Kempot banyak berbicara tentang percintaan, ia juga tak lupa menyentuh tema politik dan sosial.

Baca Juga : Apink Dikonfirmasi Comeback Pada April 2023

Namun, yang lebih menarik adalah pesan dalam lagu-lagu Didi Kempot yang tidak selalu berujung manis, melainkan lebih banyak tentang pahit dan nggrantes dalam percintaan.

Pesan seperti ini bisa lebih mudah dicerna dan dirasakan oleh banyak orang, sehingga musik bisa menjadi media yang bisa menyampaikan pesan positif dan inspiratif.

Dionisius Prasetyo Dikenal dengan Nama Panggung Didi Kempot merupakan Penyanyi Campursari Asal Solo, Jawa Tengah yang telah meninggalkan warisan berharga baik untuk musisi maupun untuk pendengar musik Indonesia.

Namanya menjadi legenda dalam kancah musik Indonesia dan meninggalkan warisan yang berharga bagi para musisi-musisi muda dan pendengar musik.

Baca Juga : Jang Ki-yong Selesai Wamil, Tampil Gagah Pakai Baju Tentara

Ia juga mencontohkan untuk terus berusaha dan bekerja keras dalam menggeluti pekerjaan yang ia dalami, tak pernah patah arang dan terus berinovasi menjadi legacy dari sang maestro.

Terima kasih Lord Didi, semoga namamu kekal abadi di alam Sang Pencipta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

SHARE
Share Whatsapp Share Facebook Share Twitter Share Link